Refleksi Pagelaran Demokrasi dalam Grup Idola

Glosarium

IstilahPenjelasan
Grup Idola JakartaIstilah untuk menyebut JKT48
SousenkyoPemilihan anggota (senbatsu) yang akan membawakan lagu utama pada single terbaru grup idola JKT48
Senbatsusekelompok anggota grup idola (seperti JKT48 atau AKB48) yang terpilih untuk membawakan lagu utama dalam single mereka
Fanbasegrup atau komunitas yang terdiri dari penggemar yang memiliki minat dan kesukaan yang sama terhadap sesuatu, seperti member tertentu (dalam konteks JKT48)
Crowdfundingmetode pengumpulan dana dari banyak orang, biasanya melalui internet, untuk membiayai proyek atau usaha tertentu.

Dua bulan setelah pengumuman hasil pemilihan member untuk single ke-26 JKT48 dan keesokannya setelah artikel ini terbit merupakan rilisnya #KuSangatSuka sebagai single ke-26 JKT48 yang merupakan hasil dari penyelenggaraan Sousenkyo. Pada bulan Desember lalu, JKT48 sukses menggelar acara Sousenkyo yang bertepatan dengan konser ulang tahun ke-13. Acara bertajuk “Wonderland JKT48 13th Anniversary Concert & Sousenkyo Announcement” itu diselenggarakan di Indonesia Arena, Jakarta.

Bagi sebagian orang, mungkin masih banyak yang kebingungan mengenai apa itu Sousenkyo. Banyak media yang membahas Sousenkyo dan hal-hal terkait pada definisi semata. Namun, bagaimana Sousenkyo berjalan dan dinamika perpolitikan yang terjadi di dalamnya? Pada artikel ini, penulis akan merangkum lika-liku pelaksanaan Sousenkyo, terkhusus pada pelaksanaannya di tahun 2024 beserta kontroversi yang terjadi. Semoga dapat memberikan wawasan baru mengenai salah satu event besar di fandom JKT48 ini.

Bagian 1 – Memahami Sousenkyo dan Cara Kerjanya

Sousenkyo (setelahnya disebut sebagai SSK), atau dalam aksara kanji ditulis sebagai “総選挙” (arti: pemilihan umum) merupakan salah satu acara terbesar dalam dunia idol Jepang, khususnya di grup-grup yang berada di bawah naungan 48 Group, seperti AKB48, SKE48, NMB48, dan HKT48. Acara ini telah menjadi bagian dari budaya pop Jepang dan memiliki dampak besar baik bagi para member grup idola maupun penggemarnya.

Event SSK di 48 Group adalah pemilihan tahunan yang memungkinkan para penggemar untuk memberikan suara mereka kepada member favorit mereka. Pemilihan ini tidak hanya menilai popularitas seorang member, tetapi juga menentukan posisi mereka dalam grup untuk single yang akan datang. Member yang mendapatkan suara terbanyak akan menjadi center (posisi utama) dalam single tersebut, sementara member lain yang masuk dalam peringkat tertentu juga akan tampil dalam single dan berpartisipasi dalam berbagai promosi.

Pelaksanaan SSK juga dilakukan oleh JKT48. Tercatat mereka telah 7 kali menyelenggarakan beruntun setiap tahun sejak 2014 hingga 2019, namun tertunda 5 tahun dan akhirnya terlaksana kembali di tahun 2024.

Berdasarkan hasil ranking tersebut, terdapat beberapa grup yang didasarkan pada hasil pemeringkatan. Kelompok tersebut disebut Senbatsu (1 – 16), Undergirls (17 – 32), Next Girls (33 – 48), Future Girls (49 – 64) dan Upcoming Girls (65 – 80). Dalam penerapannya di JKT48, manajemen hanya mengambil kelompok Senbatsu dan Undergirls, serta untuk pelaksanaan SSK 2024 hanya mengambil 24 besar yaitu Senbatsu diisi peringkat 1-12 dan Undergirls diisi peringkat 13 hingga 24.

Setiap member yang berpartisipasi akan mengumpulkan dukungan berbentuk vote, dimana seluruh penggemar dapat mengumpulkan suara tersebut melalui benefit dari pembelian produk maupun layanan tertentu dari JKT48. Setiap transaksi dari produk tersebut akan mendapatkan kode voting berisi 16 kombinasi huruf dan angka. Kode voting dapat digunakan dengan mengakses ssk.jkt48.com/2024 dan masuk ke halaman “VOTE”. Setelah memasukkan kode voting, selanjutnya akan diarahkan untuk memasukkan suara untuk member yang didukung, sesuai dengan jumlah suara yang dimiliki.

JKT48 tidak memberikan update real time mengenai posisi perolehan poin. Namun, mereka akan memberikan 2 kali pengumuman posisi sementara. Pengumuman tahap pertama dilaksanakan di event Meet and Greet Festival “Road To Sousenkyo 2024” yang dilaksanakan di ICE BSD pada 27 September 2024 dan pengumuman tahap kedua dilaksanakan di event “JKT48 Halloween Event 2024” yang dilaksanakan di Teater JKT48, fX Sudirman Jakarta. Posisi sementara tersebut juga dipublikasikan juga di website SSK JKT48.

Bagian 2 – Mengapa Sousenkyo Penting?

SSK merupakan salah satu fenomena unik dalam dunia hiburan Jepang, termasuk juga di Indonesia ketika diadaptasi oleh JKT48 pertama kali di tahun 2014. Dengan penyelenggaraan yang berturut-turut sejak 2014 hingga 2019 dan terjeda hingga terlaksana kembali di tahun 2024, relevansi Sousenkyo tetap terasa, baik terhadap industri idola maupun budaya penggemar.

Salah satu relevansi penyelenggaraan SSK adalah sebagai indikator popularitas para member di kalangan penggemar. Berbeda dari strategi industri hiburan yang sering bergantung pada keputusan manajemen, SSK memberikan penggemar kekuatan langsung untuk memilih siapa yang mereka ingin lihat sebagai center atau figur utama.

Shani Indira saat meraih posisi center di Sousenkyo JKT48 tahun 2019 (Foto: Official Twitter JKT48)

Melalui mekanisme ini, SSK mencerminkan suara komunitas penggemar, menjadikannya sistem yang demokratis dalam konteks industri hiburan. Hasil dari pemilihan ini dapat menciptakan kejutan, seperti anggota yang sebelumnya kurang dikenal tiba-tiba menduduki peringkat atas, memberikan dorongan besar pada karier mereka.

SSK juga memainkan peran penting dalam mempererat hubungan antara idola dan penggemar. Dengan membeli produk-produk yang berisi kode suara, penggemar berkontribusi langsung pada kesuksesan member favorit (oshimen) mereka. Fenomena ini menciptakan hubungan yang lebih personal dan emosional, karena setiap suara yang diberikan mencerminkan dukungan nyata.

Selain itu, SSK sering kali menjadi momen besar bagi fanbase member untuk bersatu. Banyak penggemar yang menggalang dana bersama atau mengatur kampanye untuk mendukung member tertentu, menciptakan rasa solidaritas dan kebersamaan.

Pada pelaksanaan SSK AKB48, SSK juga memiliki relevansi dari sisi ekonomi. Sebagai contoh, penjualan single AKB48 yang berisi kode suara sering kali melonjak tajam selama periode pemilihan. Pada puncaknya, single seperti “Heavy Rotation” dan “Flying Get” yang terkait dengan SSK mencetak rekor penjualan hingga jutaan kopi dalam waktu singkat.

Selain itu, acara pengumuman hasil SSK disiarkan secara luas di televisi baik SSK yang diselenggarakan oleh AKB48 maupun JKT48. Kecuali di tahun 2024, pengumuman SSK JKT48 selalu ditayangkan oleh televisi atau platform media. Acara SSK juga menarik perhatian sponsor dan pengiklan. Honda, salah satu brand otomotif terkemuka asal Jepang, pernah menjadi sponsor utama SSK JKT48 pada tahun 2014-2017. Ini menunjukkan bagaimana SSK bukan hanya acara internal 48 Group, tetapi juga menjadi fenomena budaya pop yang mendatangkan keuntungan finansial yang besar.

Poster Pemilihan Member Single Ke-10 JKT48 (SSK 2015)

Hasil SSK sendiri memiliki dampak signifikan terhadap karir para member. Mereka yang berhasil masuk dalam jajaran “senbatsu” tidak hanya mendapatkan sorotan lebih besar dalam single dan video musik, tetapi juga peluang tampil di berbagai acara televisi, iklan, dan proyek lain. Sebaliknya, bagi anggota yang tidak masuk peringkat, SSK sering menjadi pengingat keras akan ketatnya persaingan di industri ini. Beberapa di antaranya bahkan menjadikan kegagalan di SSK sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras atau, dalam beberapa kasus, mempertimbangkan untuk lulus (graduate) dari grup.

Dalam wawancaranya bersama Najwa Shihab, Melody, eks-member JKT48 yang saat ini menjabat sebagai General Manager Teater JKT48, menceritakan pengalamannya di masa Sousenkyo saat menjadi member. 

“Oh, mencekam. Kalau menurut aku sih mencekam, ya. Karena menurut aku jadi sensitif semuanya, karena menurut aku itu masa-masa yang campur aduk gitu, lho,” kata Melody dengan tertawa.

Dalam liputan yang sama, Shania Gracia, kapten JKT48 menyebut suasana antar-member memang jadi lebih tegang saat SSK. Menurutnya, hasil akhir dari SSK terus menjadi sesuatu yang dipikirkan member selama proses voting berlangsung.

Dari kiri: Christy JKT48, Feni JKT48, dan Jessi JKT48. Mereka menjadi top 3 Senbatsu Sousenkyo single Sukinanda. (Dhimas Ginanjar/JawaPos.com)

Di kesempatan lain, saat konferensi pers pasca-konser Anniversary ke-13 dan pengumuman Sousenkyo 2024, Feni Fitriyanti, member generasi 3 JKT48 yang meraih posisi pertama pada SSK 2024 ini menyampaikan bahwa ia merasa pelaksanaan SSK kali ini terasa adem ayem. 

“Aku sebetulnya merasa Sousenkyo tahun ini adalah Sousenkyo yang paling adem ayem sesama member. Mungkin karena sekarang kita nggak ada tim. Kalau dulu kan ada tim J, tim K3, dan tim T, jadi ada persaingan untuk mencapai posisi puncak,” ujar Feni, Senin (16/12) dikutip dari JawaPos.

Ia juga menambahkan bahwa atmosfer adem ini dipengaruhi oleh struktur baru JKT48 di New Era, di mana tidak lagi ada pembagian tim seperti sebelumnya. Hal ini justru menciptakan rasa solidaritas yang lebih kuat di antara member. Alih-alih bersaing keras antar-tim maupun antar-member, para member malah saling mendukung dalam perjalanan Sousenkyo. Meskipun dari sisi member suasananya terlihat lebih adem dan positif, ia juga tidak melupakan semangat kompetisi yang tetap tinggi di antara para penggemar.

Bagian 3: Fanbase Member sebagai Tim Sukses: Strategi Pemenangan dan Pengumpulan Dana

Najwa Shihab, dalam narasi liputannya menyebut bahwa fanbase dari setiap member menyerupai tim sukses politik yang akan mengakomodasi strategi untuk meraih vote sebanyak-banyaknya demi oshimen-nya meraih peringkat di SSK. Banyak hal yang dilakukan oleh fanbase untuk meraih vote yang diharapkan, mulai dari menyusun strategi untuk memperkenalkan member dan mengajak para pemilik votes untuk menggunakannya untuk member tersebut, hingga pengadaan crowdfunding.

Dalam pelaksanaan SSK, sebagaimana pemilihan umum, akan ada tagline dan kampanye yang dilakukan. Masing-masing member yang berpartisipasi akan memiliki tagline untuk kampanye mereka. Misalkan, Oniel menggunakan tagline “#ONTIME” atau Regie dengan tagline “Kalium dan Air”

Selain poster kampanye dan halaman khusus di website SSK JKT48, para member juga membuat sebuah video kampanye dengan rentang durasi 1-2 menit untuk mempromosikan dirinya. Banyak hal yang bisa dilakukan member pada video promosinya, entah menjelaskan filosofi tagline yang digunakan, menunjukkan kemampuan unggulannya, atau menyampaikan sebuah pesan tersirat melalui monolog yang disampaikan.

Uniknya, meskipun sang member memiliki tagline sendiri terkadang fanbase member tersebut memiliki filosofi sendiri yang kadang terlihat kurang seirama dengan tagline yang dibuat oleh member. Hal ini terjadi karena umumnya fanbase telah menyiapkan konsep branding untuk menggaet donatur. Umumnya para fanbase akan mencari jalan tengah untuk menyelaraskan konsep yang dibuat member dan fanbase.

Contohnya adalah tagline Oniel dan fanbase-nya Onielity. Pada SSK 2024 ini, Oniel menggunakan tagline “#ONTIME” dan Onielity menggunakan tagline “Cakrawala”. Jalan tengah untuk menyambungkan bisa dengan membuat sebuah ungkapan seperti “Akhirnya kita semua #ONTIME menuju #Cakrawala🦅”

Skema branding yang telah dibangun inilah yang kemudian diterapkan pada konten-konten dari fanbase untuk memperkenalkan dan meyakinkan pemilik vote untuk memilih member tersebut. Hal tersebut juga beriringan dengan effort member untuk mempromosikan dirinya, entah dengan cara lebih sering berinteraksi dengan penggemar lewat live streaming, membuat konten yang menunjukkan kemampuannya, dan lain-lain.

Selanjutnya berkaitan dengan pengumpulan dana. Salah satu skema populer yang diterapkan fanbase untuk mendapatkan vote untuk oshimen adalah dengan memberikan cashback. Cara kerja cashback ini adalah dengan membeli kode vote yang didapatkan oleh penggemar dan dilakukan verifikasi apakah kode vote tersebut masih dapat digunakan atau tidak. Jika kode vote berhasil digunakan, maka fanbase akan mengonfirmasi jumlah vote yang digunakan dan melakukan pembayaran. Sistem ini merupakan strategi klasik yang sudah jamak dilakukan sejak pagelaran SSK pertama kali di tahun 2014.

Harga satu vote dari masing-masing fanbase sangat bervariasi. Pada SSK 2024, umumnya fanbase akan membeli dengan harga di kisaran Rp10.000,00 hingga Rp11.000,00 per vote dengan limitasi maksimal 100 vote dalam sekali pembelian. Namun, harga satuan vote bisa semakin mahal jika penawaran jumlah vote-nya semakin besar. Harga akan terus meningkat seiring dengan penutupan distribusi vote dari produk yang dijual oleh JKT48, sesuai dengan prinsip kelangkaan. Tercatat, harga cashback dari fanbase atau aliansi paling tinggi ditawarkan sebesar Rp50.000,00 per vote. Nilai ini bisa dibilang fantastis jika merujuk harga estimasi harga vote terendah berada di angka Rp12.000,00. Pembahasan detail mengenai estimasi harga vote dapat dilihat sebagai berikut:

No.Produk (Sumber Vote)Harga ProdukJumlah Vote per ItemEstimasi Harga Vote (Harga Produk/Jumlah Vote)
1Keanggotaan Official Fan ClubRp200.000,001Rp200.000,00
2Pertunjukan TeaterRp200.000,001Rp200.000,00
3Digital Photobook (dengan bonus Video Call)Rp120.000,004Rp30.000,00
4Digital Photobook (tanpa bonus Video Call)Rp120.000,0010Rp12.000,00
5Tiket Meet and Greet (MnG)Rp50.000,002Rp25.000,00
6Tiket 2-shotRp180.000,004Rp45.000,00
7Digital WallpaperRp50.000,004Rp12.500,00
8Pembelian MerchandiseRp250.000,001*Rp250.000,00

*tidak berlaku kelipatan

Di hari terakhir penggunaan vote juga sempat terjadi kehebohan linimasa dimana seseorang menjual 30 ribu kode vote yang dia punya seharga 500 juta, dan diklaim laku. Meskipun begitu klaim ini tidak pernah dibuktikan oleh pemilik akun X @Naufalafriza39 hingga artikel ini ditulis.

Lalu bagaimana cara fanbase mendapatkan uang? Selain dari iuran rutin anggota, fanbase juga melakukan penawaran dan konsolidasi kepada donatur yang dianggap dapat bekerja sama untuk mewujudkan mimpi sang member di SSK. Pendekatan yang dilakukan kepada donatur umumnya bersifat personal oleh pengurus fanbase tersebut dengan imbalan beberapa benefit tertentu, meskipun ada juga yang menjaring donatur secara terbuka. Itulah salah satu alasan mengapa proposal dan konsep kampanye dari fanbase muncul lebih awal daripada tagline kampanye member.

Salah satu cara crowdfunding baru yang ada di SSK 2024 ini adalah pembukaan skema crowdfunding dengan menyebarkan kode QRIS yang menggunakan nama fanbase. Pemanfaatan teknologi QRIS yang mendukung banyak metode pembayaran diharapkan bisa menjangkau lebih banyak pendukung oshimen tidak terbatas pada wilayah atau lingkaran tertentu. Sumber dana dari crowdfunding ini dapat diarahkan untuk pembelian cashback vote atau produk digital yang jumlah pembeliannya tidak terbatas.

Selain crowdfunding, fanbase juga melakukan pengumpulan dana melalui skema dagang berupa merchandise edisi fanbase ataupun produk makanan/minuman dengan sistem pre-order untuk acara seperti Meet and Greet Festival atau Konser. Umumnya penjualan makanan/minuman untuk acara-acara tersebut dicari untuk mengakali harga booth makanan yang mahal dan jumlahnya terbatas.

Untuk mengamplifikasi crowdfunding di media sosial, para anggota fanbase bersinergi untuk mengadakan “ceban harian”. Acara ceban harian ini merupakan sebuah strategi untuk meramaikan sosial media dengan mengirim sejumlah nominal kecil kepada QRIS milik fanbase secara bersama-sama. Dengan adanya sumbangan kecil secara kolektif, diharapkan akan terkumpul nominal yang cukup untuk menjalankan kampanye fanbase.

Fenomena lainnya yang baru di pagelaran SSK 2024 dari sisi fanbase adalah adanya laporan pertanggungjawaban yang konkret dan mendetail. Hal tersebut berkaitan dengan crowdfunding dana yang telah dihimpun. Fanbase member berlomba untuk menyampaikan laporan mengenai penggunaan dana dan vote yang telah dihimpun pasca-penutupan vote dan pengumuman hasil SSK 2024.

Sebenarnya, penerapan laporan hasil vote ini sudah ada di SSK sebelumnya, namun kebanyakan hanya menyampaikan detail vote masuk dan untracked votes saja tanpa diketahui detail terkait sumber dana, vote, dll. Contohnya di SSK 2019, fanbase Jinan (Jinanika) menyampaikan rekapitulasi suara yang telah dikumpulkan fanbase dan suara dari luar perhitungan fanbase yang disebut sebagai dark number. Terlihat bahwa terdapat 3,7% jumlah votes yang terlacak oleh fanbase.

Di SSK 2024, peta persaingan untuk meraih suara lumayan berubah. Dibandingkan dengan SSK sebelumnya yang dimana jumlah vote dapat terlacak melalui estimasi jumlah tiket handshake yang terjual, jumlah show teater dan kapasitas pengunjung, dan penjualan produk lainnya yang dapat diukur. Di SSK 2024 ini, persebaran suara bisa dibilang tidak terlacak dengan adanya unlimited vote yang bisa didapatkan melalui pembelian digital wallpaper, digital photobook tanpa bonus video call, ataupun kerja sama dengan brand seperti Chatime dan Erigo.

Selain itu, inkonsistensi peraturan sumber vote dari JKT48 Operational Team (JOT, manajemen JKT48) yang dimana mereka memutuskan mengeluarkan bonus kode vote tambahan pada penyelenggaraan Meet and Greet di bulan Februari 2025 dan pelaksanaan pembelian tiket dilaksanakan di akhir bulan November 2024. Dimana ini tidak tercantum pada FAQ di website SSK JKT48.

https://jkt48.com/news/detail/id/1859?lang=id

Meskipun begitu, fenomena unlimited vote sendiri bukanlah hal baru. Pada pelaksanaan SSK 2019, sempat diadakan vote berbasis SMS download lagu “Kereta Kedewasaan”. 

https://jkt48.com/news/detail/id/1209?lang=id

Lalu berapa dana yang keluar untuk vote seorang member dan seberapa efektif penggunaan hasil crowdfunding fanbase?

Saat artikel ini ditulis, Jessination, fanbase dari Jessica Chandra, telah mengumumkan laporan pertanggungjawaban atas pendapatan vote dan penggunaan dana. Tercatat pemasukan dari crowdfunding berbasis QRIS mencapai Rp25.163.000,00. Angka tersebut meng-cover 17% pemasukan keuangan SSK mereka. Pemasukan terbesarnya berasal dari donasi yang mencapai Rp61.400.000,00. Sedangkan pendapatan lain didapatkan dari tabungan yang dimulai sejak bulan Mei 2024, saldo kas, dan hasil penjualan merchandise serta gift dari live streaming di Tiktok.

Mereka telah mengumpulkan Rp145.978.312,00 dan mengeluarkan Rp149.289.000,00, yang bahkan terhitung minus. Dari dana yang didapatkan, mereka telah meng-input 21.217 votes dari 123.033 votes. Sumber votes terbesar justru didapatkan dari pihak eksternal berupa pelaporan yang direkap oleh fanbase sebesar 100.984 votes. Sisa suara yang tidak diketahui oleh fanbase sebesar 832 votes yang disebut sebagai swing votes.

Sebuah akun di media sosial X yaitu @13tylr telah melakukan rekap mengenai jumlah suara yang diumumkan dan estimasi dana yang terkumpul selama pagelaran SSK 2024. Angka yang diestimasikan juga sangat besar, menyentuh angka miliaran. Jika dilihat dari estimasi harga dari vote yang didapatkan, Feni sebagai center yang meraih posisi pertama diestimasi mendapat vote bernilai 2,6 miliar rupiah.

https://twitter.com/13tylr/status/1869557697672343983

Berdasarkan data yang dipublikasikan, persentase crowdfunding QRIS terkecil dicatat oleh Jessica Chandra dengan estimasi 1,7%, meskipun jika merujuk pada pengeluaran fanbase Jessination, crowdfunding lewat QRIS menyumbang 17% dan mayoritas pemasukan berasal dari donatur yang memiliki persentase 42%. Meskipun begitu, ada juga yang melakukan crowdfunding via QRIS yang hampir mencakup separuh nilai vote yang didapat yaitu dari Catherina Vallencia oleh fanbase-nya sebesar 47,93% dari total estimasi biaya vote.

Dengan estimasi total mencapai 18 miliar rupiah (dan angka ini hanya berdasarkan vote yang diumumkan, tidak termasuk dengan vote member yang tidak masuk 24 besar), tentu menjadikan ekspektasi orang-orang akan tinggi. Namun yang menarik mengenai angka tersebut adalah bantahan dari Fritz Fernandes sebagai General Manager JKT48 pada liputan Mata Najwa, dimana dia membantah angka tersebut dan menyebut bahwa estimasi tersebut tidak murni dan ada campur tangan fluktuasi harga second market berupa sistem cashback. Belum juga dia menyebut bahwa ada biaya lain yang perlu dipersiapkan untuk konser dan pengumuman.

Meskipun begitu, banyak aspek yang bisa dibantah dari pernyataan tersebut. Perhitungan yang dilakukan akun @13tylr menggunakan harga produk, bukan harga penawaran cashback yang fluktuatif. Pertanyaan tersebut juga membicarakan angka estimasi total pembelian produk yang memang tidak akurat jika bicara angka bersih, namun cukup untuk menggambarkan perputaran uang. Juga soal sponsorship dan penjualan tiket yang bisa menutup biaya sewa konser di Indonesia Arena yang mungkin menyentuh angka miliaran. Beberapa penggemar “mengejek” pernyataan Fritz dengan anggapan bahwa jawabannya adalah alibi menghindari audit Dirjen Pajak.

Bagian 4: Black Campaign dan Negative Campaign

Dalam dunia komunikasi, khususnya dalam konteks politik, black campaign dan negative campaign sering dibicarakan sebagai strategi yang digunakan untuk memengaruhi persepsi publik terhadap individu, kelompok, atau produk tertentu. Meskipun keduanya memiliki tujuan serupa—menjatuhkan reputasi lawan atau pesaing—konsep ini memiliki perbedaan signifikan dalam pendekatan dan etika.

Black campaign merupakan sebuah strategi kampanye yang menggunakan cara-cara tidak etis, bahkan melanggar hukum, untuk menjatuhkan reputasi pihak lain. Kampanye ini sering kali melibatkan penyebaran informasi palsu, fitnah, atau gosip yang dirancang untuk mencemarkan nama baik lawan. Sedangkan negative campaign menyasar kelemahan atau kekurangan lawan berdasarkan fakta yang benar. Meski bersifat ofensif, kampanye ini masih berada dalam batas legal dan etis selama informasi yang disampaikan didasarkan pada data yang valid.

Tidak hanya terjadi dalam konteks pemilu politik, terjadinya black campaign maupun negative campaign juga terjadi di SSK. Sebagaimana yang telah dijelaskan Melody saat wawancaranya di Mata Najwa, situasi belakang panggung saat masa SSK terasa mencekam dan tegang. Tidak jarang juga muncul fitnah maupun berita skandal yang berisiko menjatuhkan nama member dan membuat para pendukung mengalihkan vote-nya untuk member lain. Hal tersebut juga terjadi di kalangan penggemar yang bisa menyuarakan kampanye gelap seperti anggapan “gak usah vote member A, vote member B lebih layak”.

Salah satu cerita serupa pernah disampaikan oleh Michelle Christo, eks-member JKT48 generasi 3 yang menceritakan bagaimana dia mengikuti SSK sejak gelaran SSK JKT48 pertama di 2014 hingga tahun 2018. Dia bercerita dalam salah satu live streaming pribadinya bahwa situasi di luar masa SSK terasa adem ayem, namun di masa SSK atau segala acara yang terdapat voting akan selalu muncul isu-isu tidak penting dan berita yang menjatuhkan satu sama lain.

SSK 2024 juga tidak luput dari masalah black and negative campaign. Terdapat dua negative campaign yang menjadi perhatian besar dan Flora dan Callie adalah korbannya. Flora dengan kasus foto “berpangku” dengan seorang laki-laki yang disebut merupakan saudara dari seorang eks-member, dan Callie yang terlihat mengobrol dengan seorang laki-laki di halloween party.

https://jkt48.com/news/detail/id/1857?lang=id

https://jkt48.com/news/detail/id/1855?lang=id

Pada pengumuman awal, keduanya dijatuhi hukuman penangguhan hingga batas waktu yang tidak ditentukan dan kemudian nasib berikutnya diumumkan setelah pagelaran SSK dimana Callie tidak melanjutkan aktivitasnya sebagai member JKT48 dan Flora ditangguhkan aktivitasnya hingga 10 Februari 2025. Tidak ada penjelasan dari JOT apakah Callie dipecat atau resign, namun berdasarkan keterangan dari orang tuanya, ia resign dengan alasan kesehatan. Dampak dari negative campaign ini terlihat pada rekapitulasi suara, dimana Flora yang meraih peringkat pada pengumuman tahap 1 dan tahap 2 akhirnya terlempar dari 24 besar dan digantikan oleh Delynn yang meraih peringkat 24. 

Lalu bagaimana dengan black campaign?

Di pagelaran tahun ini terdapat beberapa cerita terkait upaya menjatuhkan nama member. Semisal di akhir bulan November, beberapa hari menjelang penutupan distribusi vote, sebuah akun X mengungkap sebuah foto dimana seorang member terlihat sedang berbincang dengan fans yang dikenal merupakan pengurus fanbase member tersebut. Dari foto tersebut terlihat fans dan member tersebut bertemu di luar event resmi dari JKT48. Hal tersebut kemudian memicu keramaian baru di linimasa.

Tidak lama berselang, muncul sebuah klarifikasi dari fans yang muncul di foto tersebut. Pada pernyataannya, foto tersebut dicuri dari smartphone miliknya dan menjadi upaya untuk menjatuhkan member tersebut. Sayangnya hal tersebut terbantahkan oleh sebuah statement dari seseorang yang merupakan bagian dari tim yang diminta mendokumentasikan acara yang diselenggarakan oleh orang tua member tersebut dan kebetulan member tersebut ikut. Fans tersebut diminta untuk menjadi bagian tim dokumentasi tersebut dan orang tua member tersebut tidak tahu-menahu soal kejadian tersebut.

Selain itu, hal yang baru terungkap pasca-pengumuman hasil SSK adalah rencana jahat dari beberapa pengurus fanbase salah satu member yang melakukan rencana black campaign terhadap member lain. Pada awalnya ada yang membawa isu tersebut dan diceritakan ke pengurus lain hingga akhirnya isu tersebut bocor ke publik. Kegaduhan ini bermula dari twit salah seorang pengurus fanbase member yang mengeluarkan kekesalannya terhadap fitnah yang ditujukan ke salah satu member dan dia, kemudian berlanjut dengan suara-suara lain yang akhirnya memunculkan klarifikasi dari para pelaku.

Ada beberapa hal yang bisa disebut sebagai dampak dari adanya black campaign ini, semisal donatur yang batal menggelontorkan dana untuk membantu pemenangan hingga posisi peringkat yang terancam karena kekurangan vote.

Bagian 5: Kontroversi yang Menyertai Sousenkyo

Sebagaimana pemilihan umum yang dilaksanakan setiap 5 tahun pasti ada saja kontroversi yang menyelimutinya, tak terkecuali untuk “pemilu” SSK JKT48. Sejak pelaksanaannya di tahun 2014 hingga saat ini banyak sekali kontroversi yang terjadi, baik yang terlihat langsung maupun sekedar desas-desus tongkrongan semata. Dengan menyelam sedikit di media sosial dengan kata kunci tertentu, mungkin jejak digital atau kabar-kabar burung itu bisa ditemukan.

Pertama, mengenai isu transparansi hasil vote. Sepertinya isu ini selalu ada setiap tahun, namun yang sering dibahas adalah SSK 2016. Dimana ada anggapan bahwa center yang seharusnya bukanlah Veranda, namun Ghaida yang menduduki posisi runner-up. Pemilihan Veranda saat itu dianggap merupakan “titipan sponsor” dimana saat itu pelaksanaan SSK disponsori oleh Honda. Namun, hingga hari ini pembahasan itu hanya seperti gosip tanpa adanya pembuktian valid.

Kemudian poin kedua soal kontroversi SSK adalah penggelapan dana fanbase. Dengan nominal yang tidak sedikit, tentu saja bagi sebagian orang akan terasa menarik dan “mengundang setan”. Dengan tidak adanya kepastian hukum melalui pengelolaan yang diakui hukum ataupun perjanjian tertentu, risiko terjadinya tilep-menilep anggaran ini sangat mungkin terjadi dan berisiko. Dan masalah penggelapan uang adalah hal klasik yang selalu terjadi setiap penyelenggaraan SSK, bahkan di luar masa SSK pun juga sering terjadi.

Cerita tersebut pernah disampaikan sendiri Michelle Christo dimana oknum fanbase-nya pernah membawa kabur uang SSK dan saat dia mengetahui situasi itu perasaannya hancur. Banyak juga cerita mengenai oknum pengurus fanbase yang membawa kabur uang kas fanbase yang dia pegang namun jarang ditemui cerita yang terverifikasi di media sosial dan hanya sebatas menjadi obrolan tongkrongan saja.

Pada pelaksanaan SSK 2024 ini pun tidak luput dari masalah ini, yang dimana fanbase Lily (member Gen 12) menjadi korban. Salah satu pengurusnya menghilang tanpa kabar dengan membawa uang kas fanbase. Di tweet terakhir pelaku, ia sempat menulis cuitan bahwa dia kecopetan dan gagal datang ke event Meet and Greet di ICE BSD. Sejak saat itu, dirinya tak lagi muncul. Bahkan, member bersangkutan sampai “membujuk” pelaku untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di live streaming-nya.

Selain itu, ada juga penggelapan dana fanbase Delynn. Hal ini dimulai dari sebuah cuitan clickbait yang memicu perbincangan baru, hingga akhirnya diungkapkan salah satu pengurus yang menyampaikan secara publik terhadap isu yang menjadi bola panas di akhir bulan Januari tersebut.

Selain itu, pada SSK 2024 ini terdapat isu pencurian kode vote. Dua tahun belakangan, fenomena joki war tiket meet and greet atau video call cukup marak seiring traffic website yang makin padat dan performa website yang buruk. Untuk pembelian tiket tersebut, penjoki akan mendapatkan akses akun dimana pelanggan akan memberikan informasi akses akunnya berupa e-mail dan password. Celah keamanan inilah yang dimanfaatkan oleh penjoki nakal untuk mencuri kode vote yang dapat diakses dari kuitansi pembelian produk.

Hal tersebut tentu sulit dilacak, bahkan pada database sistem SSK JKT48, tabel penggunaan vote hanya menampilkan kode vote, member yang di-submit, jumlah vote, tanggal generate vote, dan tanggal input vote.

Pada pelaksanaan SSK JKT48 2024 juga terdapat beberapa peraturan pelaksanaan SSK seperti adanya produk digital yang memiliki unlimited votes yang tidak dibatasi peredaran waktunya. Berbeda dengan pelaksanaan SSK tahun-tahun sebelumnya yang dimana produk yang di-bundle dengan kode vote merupakan produk fisik yang dapat diaudit. Dengan waktu tiga bulan kampanye, tentu segala hal dapat terjadi. Beberapa fans menyebut bahwa adanya risiko menjadi lahan “cuci uang” atau tax avoidance. Meskipun hingga saat artikel ini ditulis, memang belum ada bukti mengarah ke sana.

Bagian 6: Laboratorium Politik atau Zero-sum Game?

Jika mengamati SSK dan sekilas membandingkannya dengan unsur demokrasi, terdapat unsur yang menunjukkan pelaksanaan demokrasi, seperti adanya partisipasi massa dan keterlibatan emosional serta identitas kolektif. Dalam sistem ini, penggemar berperan layaknya “pemilih,” sementara para member grup idola ini sebagai “kandidat.”

Penggemar memiliki hak suara yang langsung memengaruhi hasil akhir, mirip dengan bagaimana warga negara memberikan suara dalam pemilu politik. Proses kampanye (baik oleh member sendiri maupun oleh fanbase) menyerupai proses kampanye politik, termasuk promosi melalui media sosial, penggalangan dana, dan penyebaran visi-misi sang member.

Selain itu, SSK melibatkan keterikatan emosional penggemar terhadap kandidat yang mereka dukung. Dalam banyak kasus, penggemar berkolaborasi dengan aliansi ataupun fansite dengan oshimen yang sama untuk memaksimalkan suara, mirip dengan pembentukan koalisi politik.

SSK juga memberikan peluang kepada anggota baru atau yang kurang terkenal untuk naik peringkat, menunjukkan bagaimana kekuasaan dan posisi dapat berubah berdasarkan dukungan rakyat. Ini mencerminkan dinamika yang sering terjadi dalam sistem politik, di mana individu dengan strategi yang baik dapat menentang status quo.

Meskipun begitu, bisa dibilang pelaksanaan SSK tidak dapat sepenuhnya disebut transparan. Tidak adanya pengumuman secara real-time dan hanya diumumkan dalam beberapa tahap saja. Itu pun tidak pernah diketahui hasil secara keseluruhan, hanya member yang berada dalam peringkat-lah yang diketahui perolehan suaranya.

Mengenai keterkaitan demokrasi dan Sousenkyo, Hirotaka Kasai dalam artikel ilmiahnya yang berjudul “Democratic Meltdown and the Contemporary Forms of Political Apathy”, mengkritik sistem Sousenkyo AKB48 yang jauh dari prinsip-prinsip kesetaraan yang ditemukan dalam demokrasi perwakilan, dengan menyatakan bahwa sistem ini menghasilkan konteks kapitalis daripada proses demokrasi sejati. Selain itu, SSK AKB48 digambarkan sebagai acara komersial daripada ekspresi politik sejati dari keinginan publik Jepang, yang menyoroti perannya dalam melanggengkan ketidaksetaraan neoliberal dan “gap society“.

Selain itu, ia menyebut pelaksanaan SSK AKB48 untuk single ke-49 di Okinawa menerima dukungan finansial yang signifikan dari pemerintah, yang menunjukkan bahwa proyek Akimoto merusak politik demokrasi dan berupaya mengganti imajinasi politik demokrasi dengan bentuk otoritarianisme kontemporer.

Di sisi lain, SSK juga dapat dipandang sebagai bentuk zero-sum game, di mana satu pihak mendapatkan keuntungan hanya jika pihak lain kehilangan sesuatu. Dengan tempat di senbatsu maupun undergirls yang terbatas, dapat berarti bahwa kemenangan seorang member berarti member lain kehilangan kesempatan. Ini menciptakan dinamika persaingan yang intens, baik di antara anggota maupun penggemar.

Dalam zero-sum game, kekuatan ekonomi penggemar seringkali menjadi faktor penentu. Penggemar yang mampu membeli banyak produk dan mengeluarkan vote sebanyak mungkin memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan mereka yang hanya mampu membeli sedikit. Hal ini menciptakan ketimpangan peluang bagi anggota dengan basis penggemar kecil atau kurang mampu secara ekonomi.

Para member yang masuk dalam peringkat tinggi mendapatkan manfaat besar, seperti sorotan media, posisi center, dan peluang komersial yang lebih tinggi. Sebaliknya, anggota yang tidak masuk peringkat tidak akan mendapatkan keuntungan tersebut, meskipun mereka mungkin telah bekerja keras.

Kemenangan atau kekalahan dalam sousenkyo berdampak besar pada psikologi member. Mereka yang gagal masuk peringkat atau turun peringkat sering merasa tertekan, yang mencerminkan sifat kompetitif zero-sum game. Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa member pada banyak kesempatan.

Sebagai sebuah dinamika dalam fandom, SSK menunjukkan sisi kompetitif yang keras yang mencerminkan sifat persaingan dalam sistem sosial. Di sisi lain, SSK juga menjadi tolok ukur pentingnya hubungan dengan konstituen (penggemar). Ini menjadi pelajaran sosial yang relevan, baik bagi member maupun penggemar, dalam memahami dinamika partisipasi publik.

Written by